PEMERIKSAAN
SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
A.
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk dapat
mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan
ciri khas simplisia yang diperiksa.
B.
Bahan
1.
Klasifikasi
a.
Kumis Kucing (Orthosiphon folium)
Spesies :
Orthosiphon
stamineus Benth.
b.
Mengkudu (Morindae citrifoliae fructus)
Regnum : Plantae
Devisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Familia : Rubiaceae
Genus : Morinda
Species : Morinda citrifolia L.
c.
Pinang (Areca catechu semen)
Spesies : Areca
catechu
d.
Sambiloto (Andrographidis paniculatae herbae)
Regnum : Plantae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Nees
e.
Jahe (Zingiberis
Officinalis rhizoma)
Ordo : zingiberales
Famili : zingiberaceae
2.
Deskripsi Tanaman
a. Sambiloto (Andrographis
paniculta Ness)
Terna tumbuh tegak, tinggi 40 cm
sampai 90 cm, percabangan banyak dengan letak yang berlawanan, cabang berbentuk
segi empat dan tidak berambut. Bentuk daun lanset, ujung daun dan pangkal daun
tajam atau agak tajam, tepi daun rata, panjang daun 3 cm sampai 12 cm dan lebar
1 cm sampai 3 cm, panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm; daun bagian atas
bentukny seperti daun pelindung. Perbungaan tegak bercabang-cabang, gagang
bunga 3 mm sampai 7 mm, panjang kelopak
bunga 3 mm sampai 4 mm. bunga berbibir berbentuk tabung, panjang 6 mm, bibir
bunga bagian atas berwarna putih dengan warna kuning di bagian atasnya, ukuran
7 mm sampai 8 mm, bibir bunga bawah lebar berbentuk biji, berwarna ungu dan
panjang 6 mm. tangkai sari sempit dan melebar pada bagian pangkal, panjang 6
mm. Bentuk buah jorong dengan ujung yang tajam, panjang lebih kurang 2 cm, bila
tua akan pecah terbagi menjadi 4 keping.
b. Kumis kucing (Orthosiphon
aristatus)
Terna, tumbuh tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya,
tinggi sampai 2 m, batang bersegi empat agak beralur, berambut pendek atau
gundul. Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lnaset, bundar telur atau
belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, lancip atau tumpul, panjang 1 cm
sampai 10 cm, lebar 7,5 mm sampai 5 cm, urat daun sepanjang tepi berambut
tipisatau gundul, kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang
jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai 3 cm. perbungaan berupa tandan yang
keluar di ujung cabang, panjang 7 cm sampai 29 cm, ditutupi oleh rambut pendek
berwarna ungu dan kemudian menjadi putih; ganggang berambut pendek dan jarang,
panjang 1 mm sampai 6 mm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berambut pendek dan jarang
sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu
pucat atau putih, panjang 13 mm sampai 27 mm, di bagian atas ditutupi oleh
rambut pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10 mm sampai 18 mm,
panjang bibir 4,5 mm sampai 10 mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari
lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah
geluk berwarna cokelat gelap, panjang 1,75 mm sampai 2 mm.
c. Mengkudu (Morinda
citrifolia L)
Tumbuhan
berhabitus semak atau perdu, berbunga sepanjang tahun, tinggi sampai
8 m, batang berwarna keabu-abuan
atau kuning kecoklatan, terdapat
retakan yang dangkal dan bergelombang, memiliki ranting yang bersegi empat.
Helaian daun tunggal, letak berhadapan, berbentuk elips sampai lanset dengan
panjang 10-30 cm dan lebar 5-17 cm.
Tangkai helaian daun
memiliki panjang 0,5-2,5
cm, daun penumpu tipe
interpetiolaris dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi, kebanyakan berbentuk
segitiga. Bunga tersusun dalam karangan bunga majemuk bongkol,
panjang ibu tangkai
bunga 1-4 cm.
Bunga berkelamin ganda (hermafroditus). Perhiasan bunga tanpa daun-daun
kelopak bunga, kelopak mereduksi menjadi rambut-rambut (papus) yang terletak
pada pangkal sebelah dalam tabung mahkota bunga; mahkota bunga berbentuk
tabung, memiliki panjang sampai 1,5 cm dan berwarna hijau, putih atau hijau
keputihan; benang sari 5 buah, berlekatan dengan mahkota bunga; kepala putik
bercabang 2. Buah sinkarp, berbentuk piramid atau segitiga, permukaan tidak
beraturan, setiap sinkarp buah terdiri atas buah drupa yang berbiji dua, dengan
ukuran 3-10 cm x 2-3 cm, berwarna putih kekuningan. Biji berwarna hitam dengan
albumen keras dan ruang udara terpisah.
d.
Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Tema berbatang
semu, tinggi 30 cm sampai 1 meter, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau
jingga. Daun sempit, panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai 15 mm.
tangkaidaun berambut, panjang 2-4 mm. bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5
mm-1 cm, tidak berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa mulai
tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit
2,75-3 kali lebarnya, sanat tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5 cm, lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga hampir tidak
berambut, panjang 25 cm, rahis berambut jarang sisik pada ganggang terdapat 5
buah sampai 7 buah, berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hamper tidak
berambut, pangjang sisik 3 cm-5 cm. daun pelindung berbentuk bundar telur
terbalik, bulat pada ujungnya, tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang
2,5 cm, lebar 1 cm - 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2
cm-2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan,
panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar 13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm,
tangkai putik 2.
e.
Pinang (Areca catechu L.)
Tumbuhan
berhabitus pohon dengan
batang tegak, tinggi
dapat mencapai 25 m, tajuk pohon tidak rimbun. Pelepah daun berbentuk
tabung, panjang 80 cm; tangkai daun pendek; helaian daun panjang 80 cm; anak
daun ukuran 85 x 5 cm, dengan ujung terbelah. Karangan bunga majemuk tongkol
dengan seludang sebagai daun pelindung, panjang dan mudah gugur, tongkol bunga
muncul di bawah helaian daun, panjang tongkol bunga 75 cm, ibu tangkai tongkol
bunga pendek dan bercabang-cabang sampai ukuran 35 cm, dengan 1 bunga betina
pada pangkal cabang ibu tangkai tongkol bunga, di atasnya tersusunbunga jantan
dalam 2 baris; bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning; benang sari 6; bunga
betina panjang 1,5 cm, hijau; bakal buah beruang 1. Buah buni (keras), bulat
telur terbalik memanjang, merah jingga jika masak, panjang 3-7 cm dengan
dinding buah (endokarpium) keras dan berserabut; biji 1 berbentuk telur, dengan
alur-alur yang tidak begitu jelas.
3.
Deskripsi Simplisia
a. Daun Mengkudu (Morinda
citrifolia folium)
Buah mengkudu masak, berbau khas aromatis dan
rasanya sedikit pahit. Buah bongkol (kepala) bersifat apokarp, berbenjol-benjol
tidak teratur, jika masak berdaging dan berair, berwarna kuning kotor atau putih
kuning, panjang 5-10 cm, intinya keras seperti tulang, coklat merah, berbentuk
kerucut, tangkai buah 3-5 cm. Pada irisan melintang tampak ruang-ruang ovarium
atau sisa biji.
b.
Biji Pinang (Areca catechu semen)
Biji pinang merupakan biji yang keras, utuh atau
berupa irisan. Biji utuh berupa kerucut pendek dengan ujung membulat, jarang,
berbentuk setengah bulatan, bagian pangkal agak datar dengan suatu lekukan
dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat
kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda.
Pada pangkal biji sering terdapat bagian dari kulit buah
warna putih. Pada
bidang irisan biji
tampak perisperm berwarna coklat
tua dengan lipatan-lipatan tidak beraturan menembus endosperm yang
berwarna agak keputih-putihan. Biji
pinang mempunyai bau lemah, rasa kelat dan agak pahit.
c.
Daun Sambiloto (Andrographis paniculta herbae)
Batang tidak berambut, tebal 2-6 mm, jelas persegi
empat, batangbagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang
berhadapan, umumnya terlepas
dari batang, bentuk
lanset sampai bentuk lidah
tombak. Permukaan atas berwarna hijau tua atau hijau terdiri dari 5 helai daun
kelopak, panjang 3-4 mm, berambut. Buah berbentuk kapsul, pangkal dan ujung
tajam. Permukaan kulit luar buah berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan.
Biji agak keras. Simplisia tidak berbau, rasa sangat pahit.
d. Daun
Kumis kucing (Orthosiphon aristatus folium)
Serpihan daun dan tangkai baik bersama maupun
terpisah, warna hijau kecoklatan, tidak berbau, rasa agak pahit, rapuh, bentuk
bundar telur, lonjong, belah ketupat memanjng atau lidah tombak, ujung lancip
atau tumpul, panjang 2-12 cm, lebar 1-8 cm. Tangkai daun persegi, warna ungu,
panjang kurang lebih 1 cm. Helai daun dengan tepi bergerigi kasar tidak
beraturan, kadang-kadang beringgit tajam dan menggulung ke bawah, ujung daun
dan pangkal daun meruncing. Tulang daun menyirip halus dan bercanbang sedikit.
e. Rimpang
Jahe (Zingiber officinale rhizoma)
Rimpang agak pipih, bgian ujung bercabang pendek,
warna putih kekuningan bau khas, rasa pedas. Bentuk bundar telur terbalik, pada
setiap cabang terdapat parut melekuk ke dalam. Dalam bentuk potongan, panjang
umumnya 3-4 cm, tebal 1-6.5 mm. Bagian luar berwarna coklat kekuningan,
beralur memanjang, kadang-kadang
terdapat serat bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Pada irisan
melintang terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang
sepertiga jari-jari dan endodermis. Berkas pengangkut tersebar barwarna
keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna kekuningan.
C.
Hasil Pengamatan
No.
|
Nama Simplisia
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Daun kumis kucing (Orthoshipon staminues folium)
|
Berkas pengangkut penebal spiral
Epidermis atas dengan sisik kelenjar
Epidermis bawah dengan rambut penutup
Epidermis bawah dengan stomata
Rambut penutup
|
2
|
Sambiloto (Andrographidis
paniculatae herbae)
|
Fragmen epidermis Fragmen berkas pembuluh
Fragmen epidermis bawah dengan stomata
|
3
|
Daun mengkudu (Morindae
citrifiliae folium)
|
Mesofil
Lapisan epidermis
Hablur Ca
oksalat
Fragmen daun
Berkas pembuluh Stomata
|
4
|
Biji pinang (Areca
catechu semen)
|
Fragmen berkas pembuluh Fragmen aleuron
Fragmen endosperm Fragmen perisperm
Fragmen sel batu Fragmen sel
pinang
|
5
|
Rimpang jahe (Zingiber
officinale rhizome)
|
Amilum
Periderm
Serabut Berkas
pengangkut
Jaringan gabus tangensial Pembuluh kayu
|
D.
Pembahasan
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga,
biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan
simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami
proses perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang
dikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan
simplisia mineral. implisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman
utuh, bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Sedangkan simplisia hewani adalah
simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Sumber dari simplisia dapat didapatkan dari tanaman yang liar atau dari
tanaman yang dibudidayakan. Simplisia dari tanaman liar dapat diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan sendirinya
di hutan atau merupakan tanaman yang sengaja ditanam tetapi tidak digunakan
untuk memperoleh simplisia yang akan digunakan sebagai obat (misalnya tanaman
hias, tanaman pagar), tetapi tanaman ini memiliki kerugian dimana umur dan
bagian tanamannya tidak diketahui, memiliki lingkungan hidup yang bebas. Sedangkan
tanaman yang digudidayakan adalah tanaman yang ditanam dengan sengaja untuk
mendapatkan simplisia yang digunakan sebagai obat. Tanaman budidaya dapat
berupa perkebunan luas, usaha pertanian kecil-kecilan atau berupa tanaman
halaman dengan jenis tanaman yang sengaja ditanam untuk memperoleh simplisia
Pada percobaan kali ini dilakukan pemeriksaan simplisia secara mikrskopi. Metode
mikroskopi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pemalsuan simplisia, namun terbatas pada segi kualitatif saja.
Pemeriksaan secara mikroskopi ini dilakukan dengan menggunakan alat mikroskop
yang derajat perbesarannya disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan mikroskopi
serbuk tidak hanya dilakukan dengan cara melihat bentuk anatomi jaringan yang,
tetapi dapat juga digunakan dengan uji uji histokimia yang merupakan uji mikroskop dengan
penambahan pereaksi tertentu pada serbuk yang akan uji.
Pada pemeriksaan anatomi dari suatu simplisia memiliki karakteristik
tersendiri. Sebelum melakukan pemeriksaan mikroskopik ini, harus dapat di pahami bahwa masing-masing dari jaringan
tanaman ini memiliki bentuk yang berbeda-bedaber. Ciri khas dari masing-masing
organ batang, akar dan rimpang umumnya memiliki jaringan penyusun primer yang
hampir sama yaitu epidermis, korteks dan endodermis, jari-jari empulur dan
bentuk berkas pengangkutannya. Tipe berkas pengangkut umumnya mengacu pada
kelas tanaman seperti monokotil memiliki tipe berkas pengankutan terpusat
(konsentris), dan pada dikotil tersebar (kolateral). Sedangkan jaringan
sekunder pada organ batang , akar dan rimpang berupa periderm , dan ritidorm.
Rambut penutup dan stomata merupakan ciri spesifik dari bagian daun serta tipe
sel idoblas seringkalai menunjukkan ciri spesifik suatu bahan nabati.
Pada percobaan kali ini yang akan diamati yaitu
simplisia daun mengkudu, daun sambiloto, biji pinang, rimpang jahe, dan daun
kumis kucing. Perlakuan pertama yang dilakukan sebelum diamati menggunakan
mikroskop, terlebih dahulu simplisia yang digunakan dibaut menjadi serbk. Hal
ini bertujuan agar simplisia menjadi lebih halus sehingga struktur sel yang
terdapat pada simplisia akan terlihat jelas pada mikroskop. Setelah itu
diletakkan diatas kaca objek lalu diteteskan dengan larutan kloralhidrat dan
selanjutnya dipijarkan diatas lampu spiritus dan dijaga agar tidak sampai
mendidih. Selanjutnya serbuk simplisia diamati dengan menggunakan mikroskop dan
diperoleh hasil; untuk serbuk simplisia daun kumis kucing yang terlihat dibawah
mikroskop yaitu berkas pengangkut penebal spiral, epidermis atas dengan sisik
kelenjar, epidermis bawah dengan rambut penutup, epidermis bawah dengan stomata
dan rambut penutup. Serbuk simplisia daun
sambiloto yang terlihat pada mikroskop yaitu fragmen epidermis, fragmen berkas
pembuluh dan fragmen epidermis bawah dengan stomata. Pada serbuk simplisia daun
mengkudu yang terlihat yaitu mesofil, lapisan epidermis, hablur Ca oksalat,
fragmen daun, berkas pembuluh, stomata. Untuk serbuk simplisia biji pinang yang
terlihat yaitu fragmen berkas pembuluh, fragmen aleuron, fragmen endosperm,
fragmen perisperm, fragmen sel batu, fragmen sel pinang, dan untuk serbuk
simplisia rimpang jahe yang terlihat yaitu terdapat amilum, periderm, serabut,
berkas pengangkut, jaringan gabus tangensial, dan pembuluh kayu.
E.
Penutup
1.
Kesimpulan
Ciri
khas dari kelima jenis simplisia setelah diamati dibawah mikroskop yaitu
sebagai berikut:
a. Simplisia
daun kumis kucing (Orthoshipon staminues
folium) terdapat berkas pengangkut penebal spiral, epidermis atas dengan
sisik kelenjar, epidermis bawah dengan rambut penutup, epidermis bawah dengan
stomata dan rambut penutup.
b. Simplisia
sambiloto (Andrographidis paniculatae
herbae) diperoleh fragmen
epidermis, fragmen berkas pembuluh, dan fragmen epidermis
bawah dengan stomata.
c. Simplisia
daun mengkudu (Morindae citrifiliae
folium) diperoleh mesofi, lapisan epidermis, hablur Ca oksalat, fragmen
daun, stomata, dan berkas pembuluh.
d. Simplisia
biji pinang (Areca catechu semen)
diperoleh fragmen berkas pembuluh, fragmen aleuron, fragmen endosperm, fragmen
perisprem, fragmen sel batu, dan fragmen sel pinang.
e. Simplisia
rimpang jahe (Zingiber officinale rhizome)
diperoleh amilum, periderm, serabut, berkas pengankut, jaringan gabus tangensial,
dan pembuluh kayu.
2.
Saran
Sebaiknya
sebelum memulai praktikum harus dijelaskan terlebih dahulu agar praktikan tidak
merasa bingung saat proses praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I,
Departemen Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V-VI,
Departemen kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
No comments:
Post a Comment