Friday, May 9, 2014

LaPoRaNqqq

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

A.      Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa.

B.       Bahan

1.      Klasifikasi

a.                   Kumis Kucing (Orthosiphon folium)
Regnum           : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Lamiales
Famili              : Lamiaceae
Genus              : Orthosiphon
Spesies                        : Orthosiphon stamineus Benth.

b.                   Mengkudu (Morindae citrifoliae fructus)
Regnum           : Plantae
Devisio            : Spermatophyta
Class                : Dicotyledoneae
Ordo                : Rubiales
Familia            : Rubiaceae
Genus              : Morinda
Species            : Morinda citrifolia L.

c.                   Pinang (Areca catechu semen)
Regnum           : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : monocotyledonae
Ordo                : Arecales
Famili              : Arecaceae
Genus              : Areca
Spesies                        : Areca  catechu

d.             Sambiloto (Andrographidis paniculatae herbae)
Regnum           : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Scrophulariales
Famili              : Acanthaceae
Genus              : Andrographis
Spesies                        : Andrographis paniculata Nees

e.                   Jahe (Zingiberis Officinalis rhizoma)
Regnum           : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : monocotyledonae
Ordo                : zingiberales
Famili              : zingiberaceae
Genus              : zingiber
Spesies                        : Zingiber officinale Rosc.

2.      Deskripsi Tanaman

a.    Sambiloto (Andrographis paniculta Ness)
Terna tumbuh tegak, tinggi 40 cm sampai 90 cm, percabangan banyak dengan letak yang berlawanan, cabang berbentuk segi empat dan tidak berambut. Bentuk daun lanset, ujung daun dan pangkal daun tajam atau agak tajam, tepi daun rata, panjang daun 3 cm sampai 12 cm dan lebar 1 cm sampai 3 cm, panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm; daun bagian atas bentukny seperti daun pelindung. Perbungaan tegak bercabang-cabang, gagang bunga  3 mm sampai 7 mm, panjang kelopak bunga 3 mm sampai 4 mm. bunga berbibir berbentuk tabung, panjang 6 mm, bibir bunga bagian atas berwarna putih dengan warna kuning di bagian atasnya, ukuran 7 mm sampai 8 mm, bibir bunga bawah lebar berbentuk biji, berwarna ungu dan panjang 6 mm. tangkai sari sempit dan melebar pada bagian pangkal, panjang 6 mm. Bentuk buah jorong dengan ujung yang tajam, panjang lebih kurang 2 cm, bila tua akan pecah terbagi menjadi 4 keping. 
b.   Kumis kucing (Orthosiphon aristatus)
Terna, tumbuh tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya, tinggi sampai 2 m, batang bersegi empat agak beralur, berambut pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lnaset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, lancip atau tumpul, panjang 1 cm sampai 10 cm, lebar 7,5 mm sampai 5 cm, urat daun sepanjang tepi berambut tipisatau gundul, kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai 3 cm. perbungaan berupa tandan yang keluar di ujung cabang, panjang 7 cm sampai 29 cm, ditutupi oleh rambut pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih; ganggang berambut pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm. Kelopak bunga berkelenjar,  urat dan pangkal berambut pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih, panjang 13 mm sampai 27 mm, di bagian atas ditutupi oleh rambut pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10 mm sampai 18 mm, panjang bibir 4,5 mm sampai 10 mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna cokelat gelap, panjang 1,75 mm sampai 2 mm.

c.    Mengkudu (Morinda citrifolia L)
Tumbuhan berhabitus semak atau perdu, berbunga sepanjang tahun, tinggi  sampai  8  m,  batang berwarna  keabu-abuan  atau  kuning kecoklatan, terdapat retakan yang dangkal dan bergelombang, memiliki ranting yang bersegi empat. Helaian daun tunggal, letak berhadapan, berbentuk elips sampai lanset dengan panjang 10-30 cm dan lebar 5-17  cm. Tangkai  helaian  daun  memiliki  panjang  0,5-2,5  cm,  daun penumpu tipe interpetiolaris dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi, kebanyakan berbentuk segitiga. Bunga tersusun dalam karangan bunga majemuk  bongkol,  panjang  ibu  tangkai  bunga  1-4  cm.  Bunga berkelamin ganda (hermafroditus). Perhiasan bunga tanpa daun-daun kelopak bunga, kelopak mereduksi menjadi rambut-rambut (papus) yang terletak pada pangkal sebelah dalam tabung mahkota bunga; mahkota bunga berbentuk tabung, memiliki panjang sampai 1,5 cm dan berwarna hijau, putih atau hijau keputihan; benang sari 5 buah, berlekatan dengan mahkota bunga; kepala putik bercabang 2. Buah sinkarp, berbentuk piramid atau segitiga, permukaan tidak beraturan, setiap sinkarp buah terdiri atas buah drupa yang berbiji dua, dengan ukuran 3-10 cm x 2-3 cm, berwarna putih kekuningan. Biji berwarna hitam dengan albumen keras dan ruang udara terpisah.

d.   Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Tema berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 meter, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai 15 mm. tangkaidaun berambut, panjang 2-4 mm. bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 mm-1 cm, tidak berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa mulai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit 2,75-3 kali lebarnya, sanat tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5 cm,  lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga hampir tidak berambut, panjang 25 cm, rahis berambut jarang sisik pada ganggang terdapat 5 buah sampai 7 buah, berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hamper tidak berambut, pangjang sisik 3 cm-5 cm. daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bulat pada ujungnya, tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 cm - 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2 cm-2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar 13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik 2.

e.    Pinang (Areca catechu L.)
Tumbuhan  berhabitus  pohon  dengan  batang  tegak,  tinggi  dapat mencapai 25 m, tajuk pohon tidak rimbun. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm; tangkai daun pendek; helaian daun panjang 80 cm; anak daun ukuran 85 x 5 cm, dengan ujung terbelah. Karangan bunga majemuk tongkol dengan seludang sebagai daun pelindung, panjang dan mudah gugur, tongkol bunga muncul di bawah helaian daun, panjang tongkol bunga 75 cm, ibu tangkai tongkol bunga pendek dan bercabang-cabang sampai ukuran 35 cm, dengan 1 bunga betina pada pangkal cabang ibu tangkai tongkol bunga, di atasnya tersusunbunga jantan dalam 2 baris; bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning; benang sari 6; bunga betina panjang 1,5 cm, hijau; bakal buah beruang 1. Buah buni (keras), bulat telur terbalik memanjang, merah jingga jika masak, panjang 3-7 cm dengan dinding buah (endokarpium) keras dan berserabut; biji 1 berbentuk telur, dengan alur-alur yang tidak begitu jelas.

3.      Deskripsi Simplisia

a.    Daun Mengkudu (Morinda citrifolia folium)
Buah mengkudu masak, berbau khas aromatis dan rasanya sedikit pahit. Buah bongkol (kepala) bersifat apokarp, berbenjol-benjol tidak teratur, jika masak berdaging dan berair, berwarna kuning kotor atau putih kuning, panjang 5-10 cm, intinya keras seperti tulang, coklat merah, berbentuk kerucut, tangkai buah 3-5 cm. Pada irisan melintang tampak ruang-ruang ovarium atau sisa biji.

b.   Biji Pinang (Areca catechu semen)
Biji pinang merupakan biji yang keras, utuh atau berupa irisan. Biji utuh berupa kerucut pendek dengan ujung membulat, jarang, berbentuk setengah bulatan, bagian pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Pada pangkal biji sering terdapat bagian dari kulit  buah  warna  putih.  Pada  bidang  irisan  biji  tampak  perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan-lipatan tidak beraturan menembus endosperm  yang  berwarna  agak  keputih-putihan.  Biji  pinang mempunyai bau lemah, rasa kelat dan agak pahit.
c.    Daun Sambiloto (Andrographis paniculta herbae)
Batang tidak berambut, tebal 2-6 mm, jelas persegi empat, batangbagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang berhadapan,  umumnya  terlepas  dari  batang,  bentuk  lanset  sampai bentuk lidah tombak. Permukaan atas berwarna hijau tua atau hijau terdiri dari 5 helai daun kelopak, panjang 3-4 mm, berambut. Buah berbentuk kapsul, pangkal dan ujung tajam. Permukaan kulit luar buah berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan. Biji agak keras. Simplisia tidak berbau, rasa sangat pahit.
d.   Daun Kumis kucing (Orthosiphon aristatus folium)
Serpihan daun dan tangkai baik bersama maupun terpisah, warna hijau kecoklatan, tidak berbau, rasa agak pahit, rapuh, bentuk bundar telur, lonjong, belah ketupat memanjng atau lidah tombak, ujung lancip atau tumpul, panjang 2-12 cm, lebar 1-8 cm. Tangkai daun persegi, warna ungu, panjang kurang lebih 1 cm. Helai daun dengan tepi bergerigi kasar tidak beraturan, kadang-kadang beringgit tajam dan menggulung ke bawah, ujung daun dan pangkal daun meruncing. Tulang daun menyirip halus dan bercanbang sedikit.
e.    Rimpang Jahe (Zingiber officinale rhizoma)
Rimpang agak pipih, bgian ujung bercabang pendek, warna putih kekuningan bau khas, rasa pedas. Bentuk bundar telur terbalik, pada setiap cabang terdapat parut melekuk ke dalam. Dalam bentuk potongan, panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6.5 mm. Bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur  memanjang, kadang-kadang terdapat serat bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari dan endodermis. Berkas pengangkut tersebar barwarna keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna kekuningan.



C.      Hasil Pengamatan

No.
Nama Simplisia
Hasil Pengamatan
1
Daun kumis kucing (Orthoshipon staminues folium)

Berkas pengangkut penebal spiral

Epidermis atas dengan sisik kelenjar

Epidermis bawah dengan rambut penutup





Epidermis bawah dengan stomata

Rambut penutup

2
Sambiloto (Andrographidis paniculatae herbae)
       Fragmen epidermis                      Fragmen berkas pembuluh


Fragmen epidermis bawah dengan stomata

3
Daun mengkudu (Morindae citrifiliae folium)
                   Mesofil                                       Lapisan epidermis

           Hablur Ca oksalat                               Fragmen daun

           Berkas pembuluh                                     Stomata


4
Biji pinang (Areca catechu semen)

       Fragmen berkas pembuluh                  Fragmen aleuron


     Fragmen endosperm                    Fragmen perisperm

            Fragmen sel batu                             Fragmen sel pinang

5
Rimpang jahe (Zingiber officinale rhizome)
                  Amilum                                          Periderm

                     Serabut                                Berkas pengangkut

       Jaringan gabus tangensial                   Pembuluh kayu



D.      Pembahasan

Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral. implisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Sedangkan simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. 
Sumber dari simplisia dapat didapatkan dari tanaman yang liar atau dari tanaman yang dibudidayakan. Simplisia dari tanaman liar dapat diartikan  sebagai tanaman yang tumbuh dengan sendirinya di hutan atau merupakan tanaman yang sengaja ditanam tetapi tidak digunakan untuk memperoleh simplisia yang akan digunakan sebagai obat (misalnya tanaman hias, tanaman pagar), tetapi tanaman ini memiliki kerugian dimana umur dan bagian tanamannya tidak diketahui, memiliki lingkungan hidup yang bebas. Sedangkan tanaman yang digudidayakan adalah tanaman yang ditanam dengan sengaja untuk mendapatkan simplisia yang digunakan sebagai obat. Tanaman budidaya dapat berupa perkebunan luas, usaha pertanian kecil-kecilan atau berupa tanaman halaman dengan jenis tanaman yang sengaja ditanam untuk memperoleh simplisia
Pada percobaan kali ini dilakukan pemeriksaan simplisia secara mikrskopi. Metode mikroskopi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan simplisia, namun terbatas pada segi kualitatif saja. Pemeriksaan secara mikroskopi ini dilakukan dengan menggunakan alat mikroskop yang derajat perbesarannya disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan mikroskopi serbuk tidak hanya dilakukan dengan cara melihat bentuk anatomi jaringan yang, tetapi dapat juga digunakan dengan uji  uji histokimia yang merupakan uji mikroskop dengan penambahan pereaksi tertentu pada serbuk yang akan uji.
Pada pemeriksaan anatomi dari suatu simplisia memiliki karakteristik tersendiri. Sebelum melakukan pemeriksaan mikroskopik ini, harus dapat  di pahami bahwa masing-masing dari jaringan tanaman ini memiliki bentuk yang berbeda-bedaber. Ciri khas dari masing-masing organ batang, akar dan rimpang umumnya memiliki jaringan penyusun primer yang hampir sama yaitu epidermis, korteks dan endodermis, jari-jari empulur dan bentuk berkas pengangkutannya. Tipe berkas pengangkut umumnya mengacu pada kelas tanaman seperti monokotil memiliki tipe berkas pengankutan terpusat (konsentris), dan pada dikotil tersebar (kolateral). Sedangkan jaringan sekunder pada organ batang , akar dan rimpang berupa periderm , dan ritidorm. Rambut penutup dan stomata merupakan ciri spesifik dari bagian daun serta tipe sel idoblas seringkalai menunjukkan ciri spesifik suatu bahan nabati.
Pada percobaan kali ini yang akan diamati yaitu simplisia daun mengkudu, daun sambiloto, biji pinang, rimpang jahe, dan daun kumis kucing. Perlakuan pertama yang dilakukan sebelum diamati menggunakan mikroskop, terlebih dahulu simplisia yang digunakan dibaut menjadi serbk. Hal ini bertujuan agar simplisia menjadi lebih halus sehingga struktur sel yang terdapat pada simplisia akan terlihat jelas pada mikroskop. Setelah itu diletakkan diatas kaca objek lalu diteteskan dengan larutan kloralhidrat dan selanjutnya dipijarkan diatas lampu spiritus dan dijaga agar tidak sampai mendidih. Selanjutnya serbuk simplisia diamati dengan menggunakan mikroskop dan diperoleh hasil; untuk serbuk simplisia daun kumis kucing yang terlihat dibawah mikroskop yaitu berkas pengangkut penebal spiral, epidermis atas dengan sisik kelenjar, epidermis bawah dengan rambut penutup, epidermis bawah dengan stomata dan rambut penutup.  Serbuk simplisia daun sambiloto yang terlihat pada mikroskop yaitu fragmen epidermis, fragmen berkas pembuluh dan fragmen epidermis bawah dengan stomata. Pada serbuk simplisia daun mengkudu yang terlihat yaitu mesofil, lapisan epidermis, hablur Ca oksalat, fragmen daun, berkas pembuluh, stomata. Untuk serbuk simplisia biji pinang yang terlihat yaitu fragmen berkas pembuluh, fragmen aleuron, fragmen endosperm, fragmen perisperm, fragmen sel batu, fragmen sel pinang, dan untuk serbuk simplisia rimpang jahe yang terlihat yaitu terdapat amilum, periderm, serabut, berkas pengangkut, jaringan gabus tangensial, dan pembuluh kayu.




E.       Penutup

1.    Kesimpulan
Ciri khas dari kelima jenis simplisia setelah diamati dibawah mikroskop yaitu sebagai berikut:
a.    Simplisia daun kumis kucing (Orthoshipon staminues folium) terdapat berkas pengangkut penebal spiral, epidermis atas dengan sisik kelenjar, epidermis bawah dengan rambut penutup, epidermis bawah dengan stomata dan rambut penutup.
b.   Simplisia sambiloto (Andrographidis paniculatae herbae) diperoleh fragmen epidermis, fragmen berkas pembuluh, dan fragmen epidermis bawah dengan stomata.
c.    Simplisia daun mengkudu (Morindae citrifiliae folium) diperoleh mesofi, lapisan epidermis, hablur Ca oksalat, fragmen daun, stomata, dan berkas pembuluh.
d.   Simplisia biji pinang (Areca catechu semen) diperoleh fragmen berkas pembuluh, fragmen aleuron, fragmen endosperm, fragmen perisprem, fragmen sel batu, dan fragmen sel pinang.
e.    Simplisia rimpang jahe (Zingiber officinale rhizome) diperoleh amilum, periderm, serabut, berkas pengankut, jaringan gabus tangensial, dan pembuluh kayu.
2.    Saran
Sebaiknya sebelum memulai praktikum harus dijelaskan terlebih dahulu agar praktikan tidak merasa bingung saat proses praktikum berlangsung.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V-VI, Departemen kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


No comments:

Post a Comment